Gangguan kehamilan, atau yang biasa disebut komplikasi kehamilan, adalah gangguan yang dapat terjadi terkait kesehatan ibu dan atau bayi selama masa kehamilan. Penyebab dari gangguan kehamilan sendiri dapat berasal dari berbagai macam faktor, yakni faktor usia, penyakit bawaan, dan gaya hidup kurang sehat. Gangguan dan komplikasi pada kehamilan bisa disebabkan berbagai kondisi baik dari yang terjadi ketika hamil maupun yang telah ada sebelum hamil.
Pada kasus yang berat, komplikasi yang terjadi selama kehamilan bahkan dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Maka dari itu komplikasi kehamilan perlu diketahui oleh ibu yang baru pertama kali mengalami kehamilan maupun ibu yang sudah melahirkan beberapa kali.
Gangguan atau komplikasi kehamilan terbagi menjadi dua bagian yaitu komplikasi pada trimester pertama dan akhir. Contoh komplikasi yang terjadi di trimester pertama diantaranya kehamilan ektopik, keguguran, kelainan bawaan, dan hiperemesis gravidarum (HG). Contoh komplikasi di trimester akhir adalah diabetes gestasional preeklampsia, persalinan prematur, infeksi, plasenta previa atau plasenta akreta, pendarahan vagina, cairan ketuban rendah (oligohidramnion), anemia, depresi dan kecemasan. Berikut beberapa penjelasan singkat dari gangguan atau komplikasi kehamilan yang kerap dialami oleh ibu hamil.
Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional disebabkan hormon kehamilan mempersulit metabolisme tubuh untuk menghasilkan cukup insulin untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan dalam batas normal. Akibatnya, glukosa bisa menumpuk di darah dan menyebabkan diabetes selama kehamilan.
Walau tidak pernah memilki riwayat pradiabetes atau diabetes, seorang ibu hamil bisa saja terkena diabetes ketika hamil. Apabila menderita diabetes gestasional, tingkat resiko untuk mengembangkan diabetes mellitus lebih tinggi setelah hamil. Pada kehamilan selanjutnya pun, ibu memiliki risiko untuk menderita diabetes gestasional kembali
Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes gestasional pada ibu, diantara lain adalah seperti penyakit kuning (jaundice) pada bayi, kelahiran prematur, preeklampsia, dan ukuran badan bayi besar (makrosomia) yang dapat menyulitkan persalinan.
Keguguran
Keguguran dini adalah jenis komplikasi kehamilan yang kerap terjadi di trimester pertama kehamilan dimana terjadinya kematian janin saat usianya belum mencapai 20 minggu. Keguguran kerap ditandai dengan tubuh yang lemas disertai perdarahan melalui vagina, serta kram perut maupun sakit punggung yang hebat.
Keguguran dapat terjadi diakibatkan oleh kondisi autoimun, gangguan hormon, gangguan pada rahim dan leher rahim, kelelahan, konsumsi alkohol dan rokok. Namun, sebagian besar penyebab dari keguguran adalah adanya gangguan pertumbuhan janin akibat kelainan pada kromosom atau komponen genetik.
Selain keguguran dini, terdapat pula keguguran berupa kehilangan kehamilan setelah minggu ke-20 kehamilan yang disebut lahir mati. Berbagai permasalahan yang dapat menjadi penyebab bayi lahir mati adalah masalah kesehatan kronis pada ibu, masalah dengan plasenta, dan infeksi.
Anemia
Anemia adalah penyakit darah rendah yang cukup umum terjadi pada ibu hamil dan biasanya terjadi di trimester kedua kehamilan.
umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi dan folat. Saat hamil, kebutuhan darah pada ibu hamil akan meningkat bertambah dua kali lipat untuk mendukung pertumbuhan janin. anemia bisa terjadi jika tubuh ibu hamil tidak mampu memproduksi lebih banyak hemoglobin. Risiko anemia meningkat pada ibu hamil yang mengalami morning sickness, hamil kembar, atau memiliki pola makan tidak sehat.
Anemia saat hamil umumnya ditandai dengan badan terasa lemas atau cepat lelah, pucat, letih, pusing, sulit berkonsentrasi, sesak napas, jantung berdebar, hingga tangan dan kaki terasa dingin. Apabila anemia yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), kelahiran prematur, cacat lahir bahkan kematian ibu.
Infeksi
Pada masa kehamilan, terjadinya infeksi dapat menjadi komplikasi dan gangguan yang dapat membahayakan ibu, bayi, atau keduanya. Misalnya seperti radang grup B, vaginosis bakteri, virus hepatitis, tuberkulosis dan infeksi penyakit menular seksual seperti HIV.
Salah satu penyakit infeksi yang biasanya diderita ibu hamil adalah infeksi saluran kemih (ISK). ISK disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang saluran kemih dan kandung kemih. Risiko terkena infeksi saluran kencing atau ISK mengingkat apabila kerap menahan buang air keci, terutama ketika hamil karena terdapat perubahan jaringan saluran kencing oleh hormon kehamilan. Jika tidak diatasi, ISK pada ibu hamil dapat menyebabkan infeksi ginjal dan kelahiran prematur.
Agar tidak terjadi infeksi dan komplikasi lainnya, penting bagi ibu hamil untuk melakukan skrining, pengobatan hingga melakukan vaksinasi sesegera mungkin. Contoh vaksinasi yang dapat dilakukan diantaranya adalah hepatitis B dan human papillomavirus.
Faktor Risiko
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita mengalami gangguan dan komplikasi selama kehamilan, antara lain:
Hamil di usia 35 tahun atau lebih.
Hamil di usia terlalu muda.
Hamil lebih dari satu bayi atau kembar.
Mengalami gangguan makan, seperti anoreksia.
Mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Merokok.
Minum alkohol.
Pernah mengalami keguguran atau kelahiran prematur.
Memiliki penyakit tertentu, seperti penyakit menular seksual, diabetes, kanker, tekanan darah tinggi, infeksi dan lain-lain.
Mengurangi Risiko Gangguan Kehamilan
Agar gangguan dan komplikasi kesehatan yang telah disebutkan dapat dicegah dan dideteksi sejak awal, ibu hamil perlu melakukan beberapa hal berikut ini.
Sebelum hamil, makanlah makanan yang sehat, pertahankan berat badan yang sehat, jaga kesehatan mental, hindari produk tembakau, dan batasi atau hindari alkohol. Perawatan kesehatan prakonsepsi juga dapat membantu ibu menjadi sesehat mungkin sebelum hamil.
Setelah ibu hamil, mulailah perawatan prenatal sejak dini dan bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan ibu tentang kondisi kesehatan saat ini atau di masa lalu.
Setelah kehamilan, temui penyedia layanan kesehatan ibu untuk perawatan pascapersalinan. Pastikan untuk mendiskusikan apa pun yang terasa tidak beres, termasuk tidak hanya gejala fisik, tetapi juga perasaan sedih, cemas, dan kelelahan yang membuat ibu sulit mengurus diri sendiri, bayi, atau orang lain.
Pada intinya, untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan kehamilan, ibu hamil perlu istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Jika ditemukan adanya komplikasi kehamilan, dokter akan memberikan penanganan sesuai gangguan yang terjadi. Rumah Sakit Pura Raharja dapat dijadikan sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi ibu untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan terkait kehamilan. Dengan tenaga kesehatannya yang ramah dan profesional, jangan ragu lagi untuk menggunakan pelayanan dari Rumah Sakit Pura Raharja.