Dipercaya oleh
120,000+ Orang
Pusat Kesehatan Terbaik
KARS Certification
Nomor 1
RSIA Surabaya

Cegah Stunting Sejak Dalam Kandungan

Stunting dan Bahayanya

Stunting merupakan kasus kesehatan terkait dengan gizi yang kerap terjadi di Indonesia dan dunia. Sebagaimana yang disampaikan oleh WHO, stunting adalah kondisi panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Stunting dapat menjadi ancaman terhadap individu, keluarga kecil kita hingga bangsa dan negara. Hal ini disebabkan karena stunting tidak hanya dampak pada tinggi badan anak saja, namun juga perkembangan otak dan sistem imunnya. Anak yang mengalami stunting akan memiliki kemampuan dan kinerja belajar yang rendah disertai dengan risiko terkena penyakit yang lebih tinggi, hal ini pun bisa berlangsung hingga dewasa. Tentu saja kita tidak ingin ini terjadi pada buah hati kita dan orang-orang terdekat.


Banyak orang yang membiarkan tinggi badan anak yang pendek karena sering dikatakan bahwa tinggi badan anak yang pendek merupakan faktor genetik (diwariskan) dari kedua orang tuanya. Padahal, apabila dibandingkan dengan faktor perilaku, faktor sosial, faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor politik hingga pelayanan kesehatan, faktor genetika merupakan faktor penentu kesehatan yang paling kecil pengaruhnya. Oleh karena itu, sesungguhnya stunting merupakan masalah yang bisa dihindari.

 

Stunting dan Ibu Hamil
Dengan sifatnya yang irreversibel, wacana pencegahan stunting tidak untuk didengarkan saja namun juga harus benar-benar dilakukan. Stunting adalah suatu kondisi di mana anak gagal tumbuh karena kekurangan gizi jangka panjang dan infeksi berulang. Stunting dipengaruhi oleh status kesehatan ibu, (baik dari saat remaja hingga hamil) kebiasaan makan balita serta faktor ekonomi, budaya dan lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap pelayanan kesehatan.

 

WHO pernah menyebutkan bahwasannya sekitar 20 persen stunting sudah terjadi saat bayi berada dalam kandungan. Pemicunya adalah asupan gizi yang tidak memadai pada ibu hamil. Lalu bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh ibu hamil agar anak yang dikandung terhindar dari stunting? Tentu saja terdapat banyak cara untuk mencegah stunting pada saat ibu hamil, terutama pada pemenuhan asupan gizi.


Upaya pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil relatif efektif untuk mencegah stunting pada anak. Ibu hamil dianjurkan untuk selalu memenuhi asupan gizi dari makan makanan dan suplemen yang sehat dan sesuai anjuran dokter. Dalam menyusun menu harian, perlu diperhatikan angka kecukupan gizi (AKG), terutama protein dan makronutrien lain yakni karbohidrat dan lemak.


Zat gizi lain yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil adalah zat gizi mikro, yaitu vitamin dan mineral, terutama zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D. 

 

Kekurangan zat gizi tertertentu (defisiensi) dapat menghambat pertumbuhan janin dan mengakibatkan stunting. Pemenuhan gizi ini tidak perlu melalui mengkonsumsi makanan yang mahal, loh. Ibu hamil bisa mengkonsumsi makanan yang murah dan kaya akan gizi yang mudah didapat seperti tempe dan tahu, kacang – kacangan, telur, hati ayam, dan ikan. Dapat pula disertai pula dengan daging, seafood, susu, keju, yoghurt, serta aneka buah dan sayuran.     

 

Dilain dari perihal gizi yang dikonsumsi selama hamil, untuk mencegah stunting, ibu hamil juga sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan dengan rutin serta pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit dan melahirkan di fasilitas kesehatan. Jangan pula pula untuk mengkonsumsi TTD bagi Ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan) sebagai mana yang terdapat dalam isi Pesan ABCDE untuk mencegah stunting berikut ini:

 

Pesan ABCDE bebas stunting

 

(A) Aktif minum Tablet Tambah Darah

  • Konsumsi TTD bagi remaja putri 1 tablet seminggu sekali.

  • Konsumsi TTD bagi Ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan)

 

(B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali

  • Periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG

 

(C) Cukupi konsumsi protein hewani

  • Konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan

 

  1. Datang ke Posyandu setiap bulan

  • Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan

 

(E) Eksklusif ASI 6 bulan

  • ASI ekslusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.

 

Pencegahan stunting dapat dilakukan sebelum anak lahir, yakni masa remaja dan masa kehamilan. Pada masa kehamilan, ibu harus memperhatikan gizi dan masalah kesehatan agar anak yang dikandung tidak lahir dan tumbuh dengan kondisi stunting. Bila terdapat keluhan atau ingin berkonsultasi lebih lanjut untuk masalah yang terkait, jangan ragu untuk mengunjungi dokter dan petugas kesehatan yang berkompetensi dan berpengalaman dalam hal ini di RS Pura Raharja.

Related Posts

Leave a Reply