Source : istock.com
Hallo sobat RSPR! Apakah sobat RSPR menyadari, kalau akhir – akhir ini banyak sekali lho berita tentang penyakit-penyakit yang mengancam nyawa yang beredar di televisi, sosial media, bahkan grup-grup chat WhatsApp? Bahkan ada beberapa penyakit yang bila terlambat dicegah dan diobati akan membentuk komplikasi pada bagian tubuh tertentu dan bisa saja mengancam nyawa. Mengerikan sekali bukan?
Maka dari itu saya ingin mengajak sobat RSPR semua untuk menyimak blog ini yang membahas tentang beberapa penyakit kronis tersebut.
Apa Itu Penyakit Tidak Menular?
Menurut WHO (World Health Organization) Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, biasanya berlangsung lama dan disebabkan oleh berbagai faktor genetik, fisiologis, lingkungan, dan perilaku. Penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit paru obstruktif kronik dan asma), dan diabetes adalah beberapa jenis PTM yang paling umum. Lebih dari 25% (31,4 juta) kematian akibat PTM terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah secara tidak proporsional.
Istilah-istilah lain dalam penyebutannya yang bervariasi diantaranya :
- Penyakit Kronis : penyakit yang menurunkan kondisi penderitanya secara bertahap dalam waktu yang lama atau menahun dan umumnya mengindikasikan para pengidapnya menderita penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian.
- Penyakit Non Infeksi : penyakit yang disebabkan bakteri, virus, parasit, jamur, dan mikroorganisme lainnya, dan ditemukan pada sel dalam diri individu yang tumbuh secara tak normal.
- Non Communicable Disease : penis Penyakit yang disebabkan oleh infeksi dan tidak dapat ditularkan ke orang lain.
- Penyakit Degenerative, merupakan jenis penyakit yang muncul akibat perubahan fungsi sel-sel pada tubuh yang mempengaruhi fungsi organ, penyakit degenerative juga dapat muncul akibat perubahan usia.
Maka dari itu penting sekali untuk kita mengetahui lebih lanjut apa saja sih penyebab dan gejala-gejala dari beberapa penyakit menular itu? Dan apakah ada pencegahan agar tidak terkena penyakit – penyakit tersebut? Yuk mari kita simak!
Source : istock.com
Penyebab dan Gejala Umum Penyakit Tidak Menular
Faktor risiko yang menyebabkan PTM termasuk pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, paparan asap rokok atau alkohol, dan polusi udara yang berbahaya. Anak-anak, orang dewasa, dan orang tua semuanya rentan terhadap faktor risiko ini.
Penyakit- penyakit ini juga disebabkan oleh banyak faktor ini termasuk penuaan populasi, urbanisasi yang cepat dan tidak direncanakan, dan gaya hidup global yang tidak sehat. Peningkatan tekanan darah, glukosa darah, lemak darah, dan obesitas dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Ini dikenal sebagai faktor risiko metabolik dan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, yang merupakan penyakit tidak menular yang paling umum di antara penyebab kematian dini. Berikut beberapa penyakit tidak menular yang cukup berbahaya bila tidak disadari lebih awal :
- Diabetes
Source : istock.com
Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula (glukosa) darah. Diabetes merupakan penyakit yang sebagian besar dipengaruhi oleh hiperglikemia. Tubuh mengalami gangguan yang menyebabkan gula darah tinggi. karena tubuh dalam kondisi ini tidak dapat menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpuk dalam darah.
Pada penyakit gula tipe 1, sistem kekebalan tubuh biasanya menyerang virus atau bakteri berbahaya lainnya, tetapi malah menyerang dan menghancurkan sel – sel pankreas penghasil insulin. Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak dapat menghasilkan insulin, yang menyebabkan penumpukan gula dalam darah.
Pada penyakit gula tipe 2, sistem kekebalan tubuh dapat menghasilkan insulin secara normal, yang menyebabkan tubuh kekurangan atau bahkan tidak dapat menghasilkan insulin. Resistensi insulin adalah istilah lain untuk kondisi ini. Kondisi ini dikenal juga sebagai resistensi insulin.
Beberapa ciri-ciri penyakit gula atau diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
- Sering merasa haus atau sangat lapar
- Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Penurunan massa otot
- Pandangan kabur
- Urine mengandung keton
- Tubuh mudah lelah dan lemas
- Luka menjadi lebih sulit sembuh
- Mudah mengalami infeksi, seperti di gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih
Selain itu, ada beberapa gejala lain yang juga bisa dialami penderita diabetes, antara lain:
- Mulut kering
- Gatal-gatal di kulit atau timbul prurigo
- Disfungsi ereksi atau impotensi
- Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki
- Hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan
- Bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) yang menjadi tanda resistensi insulin
- Stroke
Source : istock.com
Stroke terbagi menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu:
1. Stroke iskemik
Dalam stroke iskemik, pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak menyempit, mengurangi aliran darah ke otak. Kondisi ini dikenal sebagai iskemia. Ada dua jenis stroke: trombotik dan embolik.
2. Stroke hemoragik
Jenis stroke ini terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan perdarahan. Banyak penyakit yang mempengaruhi pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke hemoragik.
Gejala stroke umumnya terjadi di bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak. Gejala yang dialami penderita stroke bisa meliputi:
- Kelemahan pada salah satu sisi tubuh (hemiparesis)
- Lemah pada otot-otot wajah yang membuat satu sisi wajah turun
- Kesulitan mengangkat kedua lengan akibat lemas atau mati rasa
- Kesulitan berbicara
- Disartria
- Kesemutan
- Kesulitan mengenal wajah (prosopagnosia)
- Hipertensi
Source : istock.com
Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah ketika tekanan dalam pembuluh darah Anda terlalu tinggi (140/90 mmHg atau lebih tinggi). Hal ini umum terjadi, tetapi dapat menjadi serius jika tidak diobati.
Orang dengan tekanan darah tinggi mungkin tidak merasakan gejalanya. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan memeriksakan tekanan darah Anda.
Hipertensi didiagnosis jika, ketika diukur pada dua hari yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari tersebut adalah ≥140 mmHg dan/atau pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua hari tersebut adalah ≥90 mmHg.
Jenis tekanan darah tinggi menentukan penyebabnya
1. Hipertensi primer
Sepuluh persen penderita hipertensi menderita hipertensi primer. Penyebabnya tidak diketahui dan cenderung muncul secara bertahap selama bertahun-tahun.
2. Hipertensi sekunder
Pada 5–10% penderita hipertensi, penyebabnya diketahui. Kondisi ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan menghasilkan tekanan darah yang lebih tinggi daripada hipertensi primer. Sleep apnea, masalah ginjal, tumor kelenjar adrenal, masalah tiroid, cacat bawaan dalam pembuluh darah, dan beberapa obat dan kondisi medis dapat menyebabkan hipertensi jenis ini.
3. Hipertensi gestasional
Penyebab hipertensi gestasional belum diketahui, tetapi hal-hal berikut dapat berperan dalam munculnya kondisi ini:
- Kerusakan pembuluh darah plasenta.
- Problem dengan sistem kekebalan tubuh.
- Riwayat Kesehatan.
- Usia: Risiko hipertensi gestasional meningkat jika ibu hamil lebih tua.
- Obesitas: Risiko terkena hipertensi gestasional dapat meningkat jika ibu hamil obesitas sebelum kehamilan atau mengalami kenaikan berat badan yang signifikan selama kehamilan.
- Kehamilan multipel: Risiko terkena hipertensi gestasional meningkat saat hamil dengan lebih dari satu bayi.
- Riwayat kehamilan sebelumnya: Wanita yang pernah mengalami hipertensi gestasional pada kehamilan sebelumnya berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini pada kehamilan berikutnya.
- Kerusakan pembuluh darah: Risiko hipertensi gestasional dapat meningkat karena kelainan pembuluh darah sebelum kehamilan.
Tenaga medis harus memantau dan mengelola hipertensi gestasional dengan baik. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat jika Anda mengalami gejala atau risiko hipertensi gestasional.
Pencegahan Penyakit Tidak Menular Secara Umum
1) Mempertinggi Nilai Kesehatan
Ada dua cara untuk meningkatkan nilai kesehatan, yaitu melalui usaha kesehatan (sanitasi) individu dan usaha kesehatan lingkungan (sanitasi). Usaha kesehatan individu (sanitasi) lebih berfokus pada meningkatkan nilai kesehatan individu, seperti dengan makan makanan yang sehat, merebus air hingga matang, menggosok gigi secara teratur, dan memasak makanan dengan cara yang sehat dan sehat. Contoh usaha kesehatan lingkungan dengan cara sanitasi adalah : a) Membuat jamban keluarga ( MCK ) b) Penyediaan sumber air minum yang bersih c) Pembuatan tempat pembuangan sampah d) Pengendalian pencemaran tanah, udara dan air e) Serta pengawasan terhadap sector penyebar penyakit
2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah upaya untuk mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit. Ini memungkinkan untuk mendeteksi kemungkinan munculnya wabah sedini mungkin dan memberikan masyarakat pengarahan rutin tentang perawatan kesehatan, penanganan penyakit, peningkatan nilai kesehatan, dan vaksinasi.
3) Pola Hidup Sehat
Salah satu cara untuk mengurangi risiko PTM adalah dengan mengikuti pola makan sehat dan menghindari makanan yang tinggi lemak atau kolesterol. Makanan laut mengandung kolesterol tinggi, yang dapat membahayakan jantung. Untuk menjaga kesehatan jantung Anda, hindari kebiasaan merokok dan segera hentikan kebiasaan ini. Selain itu, stres harus dihindari karena stres menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon cortisol, yang mengikat pembuluh darah. Dalam situasi stres, tubuh juga mengeluarkan hormon norepinephrine, yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Jadi, Anda dapat menghindari stres baik di kantor maupun di rumah. Kegiatan fisik seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau jogging adalah cara lain untuk menjalani gaya hidup sehat.
Bila mengalami keluhan atau gejala dari beberapa penyakit tidak menular seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka jangan ragu untuk konsultasikan kepada beberapa dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Pura Raharja. Berikut daftar namanya :
dr. Ganjar Adityo Permadi, Sp.PD
dr. Rizqi Wachida, Sp.PD
dr. Ardyarini Dyah Savitri, Sp.PD., FINASIM
Kalian bisa melihat jadwal praktek dokter spesialis penyakit dalam di website resmi Rumah Sakit Pura Raharja kemudian klik kolom “Dokter” dibagian atas website. Namun bila memerlukan panggilan emergency bisa juga menghubungi pihak rumah sakit langsung dengan mengklik “Hubungi Kami” di website atau menghubungi melalui nomor berikut : Hubungi (031) 5019898 ext 105 / 0888-0502-8186 (UGD).
Semoga senantiasa sehat dan bahagia!
Blog Writer : Natali Kristanti Prabowo
Sumber Referensi : klikdokter.com, alodokter.com, halodoc.com, who.int, kemkes.go.id