Halo sobat RSPR, pernahkah kalian tahu istilah Baby Blues? Mungkin terdengar asing bagi orang awam. Di Indonesia sendiri hal ini pun masih menjadi hal yang tabu untuk dibahas, padahal ini adalah salah satu hal penting yang perlu diawasi bagi para ibu-ibu maupun mama-mama muda yang masih belajar menjadi orang tua.
Jadi, apa itu Baby Blues? Yuk kita simak lebih lanjut.. Baby Blues atau sebutan ilmiahnya Baby Blues Syndrome merupakan kondisi psikologis yang terjadi pada seorang ibu yang ditandai dengan munculnya perasaan sedih dan cemas yang berlebihan pasca melahirkan. Riset mengatakan kalau ini terjadi pada 50% – 75% ibu di seluruh dunia.
Lalu, apa saja sih penyebab dari Baby blues itu?
Penyebab Baby Blues
Penyebabnya bisa beragam dan belum dapat dipastikan yang menjadi penyebab tetapnya. Tapi berikut beberapa penyebab yang sering memicu gejala baby blues :
- Perubahan Hormon
Bagi seorang wanita merupakan hal yang seringkali terjadi. Ketika masa pubertas hingga sebelum hamil pasti akan dihadapkan dengan perubahan hormon ketika pra maupun saat menstruasi. Sama halnya ketika seorang ibu setelah melahirkan, juga dihadapkan dengan perubahan hormon. Biasanya ini dapat mempengaruhi perasaan dan suasana hati. Entah itu merasakan mudah capek, mood berubah-ubah, bahkan hingga stress maupun depresi.
- Adaptasi menjadi seorang Ibu
Sebagai seorang ibu-ibu muda atau yang baru merasakan melahirkan, pastinya membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Namun tidak sedikit new mother dapat beradaptasi dengan mudah, apalagi dengan peralihan rutinitas yang kontras membuat ibu-ibu muda kesulitan dan dapat meningkatkan resiko baby blues.
- Kekurangan tidur
Mengalami peralihan tanggung jawab dan juga perubahan rutinitas dapat berdampak pada jadwal tidur bagi ibu-ibu muda pasca melahirkan. Apalagi dengan kondisi bayi yang belum bisa melakukan apa-apa dan sering menangis di tengah malam sehingga membuat ibunya harus berjaga pada waktu yang dimana menjadi waktu istirahatnya. Selain itu, syndrome baby blues juga dapat disebabkan oleh kurangnya dukungan dari keluarga atau lingkungan sekitar. Kurang istirahat dapat menyebabkan ibu kelelahan karena kondisi ini.
- Memiliki riwayat penyakit mental
Beberapa masalah mental yang bisa memicu syndrome baby blues sehingga perlu penanganan khusus adalah gangguan kecemasan, mengidap stres sebelumnya, ataupun bipolar. Untuk kasus baby blues dengan riwayat gangguan mental ini, lebih baik ibu ditangani langsung oleh ahlinya, seperti psikolog. Serta untuk keluarga diharapkan tidak mengucilkannya atau meremehkan penderitaan atau kesulitan sang ibu, karena keluarga dan lingkungan sangat berpengaruh untuk meminimalisir kambuhnya penyakit mental ini.
Gejala Baby Blues
Gejala Baby Blues yang muncul bisa berbeda-beda antara satu individu dengan yang lain, namun cenderung mencakup perasaan sedih, cemas, mudah tersinggung, kesulitan tidur, serta perubahan suasana hati yang tiba-tiba.
- Perasaan Sedih dan Sering Menangis
Gejala pertama baby blues adalah perasaan sedih yang mendalam. Ini bisa termasuk merasa sedih tanpa alasan yang jelas, merasa hampa, atau tidak bahagia meskipun keadaan sekitarnya baik-baik saja. Tidak hanya sering menangis, ibu yang mengalami kondisi tersebut pun akan mudah merasa cemas, mudah tersinggung, bahkan tidak memperhatikan keadaan anak atau takut menyentuh anak.
- Perasaan Cemas dan Ketakutan yang Tak Beralasan
Ibu yang mengalami baby blues juga cenderung mengalami kecemasan yang berlebihan. Mereka mungkin gelisah, khawatir, atau tegang tanpa alasan yang jelas, bahkan terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak menimbulkan kecemasan. Bahkan jika tidak ada bukti nyata bahwa ada ancaman, ibu mungkin merasa terlalu cemas tentang keselamatan dan kesehatan bayi mereka.
- Sensitivitas yang Meningkat
Gejala lain dari baby blues adalah sensitivitas emosional yang meningkat. Ini dapat terjadi dengan mudah tersinggung, merasa tersentuh atau terharu dengan cepat, atau merasa terlalu emosional dalam situasi yang tidak seharusnya memicu reaksi yang kuat.
- Perubahan Suasana Hati yang Tiba-tiba
Ibu dengan baby blues juga sering mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan ekstrem tubuh seorang ibu mengalami perubahan hormon yang signifikan setelah melahirkan. Hormon seperti estrogen, progesteron, dan hormon tiroid dapat berubah dengan cepat. . Mereka mungkin merasa bahagia dan tenang sekaligus kemudian menjadi sedih atau cemas tanpa alasan yang jelas.
Cara Mengatasi Baby Blues
Mengalami Baby Blues merupakan hal yang umum bagi para ibu pasca melahirkan, namun tidak perlu khawatir karena ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan tersebut. Berikut beberapa tipsnya :
- Berbicara dengan Orang Terdekat
Langkah pertama yang sangat penting adalah berbicara dengan teman, keluarga, atau pasangan Anda. Berbagi perasaan dan pengalaman dapat membantu mengurangi tekanan emosional.
- Istirahat yang Cukup
Mendapatkan cukup istirahat sangat penting untuk pulih dari baby blues. Berikan diri Anda waktu untuk bersantai dan minta bantuan orang lain untuk merawat bayi jika diperlukan.
- Aktivitas yang Menyenangkan
Lakukan aktivitas yang menyenangkan dan menghilangkan stres, seperti berjalan-jalan, mendengarkan musik, atau menulis jurnal, dapat membantu Anda merasa lebih baik dan lebih tenang.
- Menjaga Kesehatan Fisik Menjaga kesehatan fisik dengan mengonsumsi makanan bergizi, minum air yang cukup, dan tetap aktif bergerak. Merawat tubuh dengan baik akan mempercepat pemulihan secara keseluruhan.
- Bantuan Profesional
Jangan ragu untuk mendapatkan bantuan dan dukungan yang tepat dari seorang dokter atau psikolog jika perasaan sedih atau cemas terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pengalaman baby blues umum dan dapat dialami oleh siapa pun yang baru melahirkan. Agar ibu yang mengalami kondisi ini dapat mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan, penting bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kondisi ini. Ibu dapat pulih dengan baik dan menikmati peran barunya sebagai orangtua dengan lebih baik dengan dukungan yang tepat. Di masa mendatang, semoga informasi ini bermanfaat dan membantu menangani baby blues dengan lebih baik.
Jangan lupa untuk cek kondisi dan konsultasikan kesehatanmu di Rumah Sakit Pura Raharja dengan dokter-dokter terpercaya untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari penyakit serius lainnya.
Sumber Referensi :
Devina, Ayesha. (2023, 24 Agustus). Perasaan Tidak Enak Setelah Melahirkan (Baby Blues Syndrome). Diakses pada 22 Februari 2024, dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2719/perasaan-tidak-enak-setelah-melahirkan-baby-blues-syndrome
Fadli, Rizal. (2023, 27 November). Mengenal Baby Blues Syndrome: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi. Diakses pada 22 Februari 2024, dari https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-baby-blues-syndrome-penyebab-gejala-dan-cara-mengatasi
Bella, Airindya. (2022, 9 Agustus). Memahami Perbedaan Baby Blues Syndrome dan Depresi Pasca Melahirkan. Diakses pada 22 Februari 2024, dari https://www.alodokter.com/memahami-perbedaan-baby-blues-syndrome-dan-depresi-pasca-melahirkan
(2022. 15 Juli). Feeling Depressed After Childbirth. Diakses pada 22 Februari 2024, dari https://www.nhs.uk/conditions/baby/support-and-services/feeling-depressed-after-childbirth/
(2022, 4 Desember). Postpartum Depression. Diakses pada 22 Februari 2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9312-postpartum-depression