Blog Writer : Fadhlan Firdaus Syafrudin
Hai Sobat RSPR tau ga sih saat ini indonesia akan memasuki bonus demografi pada periode 2020-2035, tapi dibalik keberkahan itu terdapat permasalahan stunting yang mengancam kualitas sumber daya manusia Indonesia (SDM). Nah, sebenarnya apa sih stunting itu? Dan gimana ya cara mengatasinya? Daripada penasaran yuk simak di bawah!
Dikutip dari forumanakind, stunting adalah kondisi gagalnya pertumbuhan balita yang disebabkan kekurangan gizi kronis pada 1000 hari kehidupan. Selain itu, sumber dari paudpediakemdikbud, menyampaikan saat ini terdapat 6,3 juta anak Indonesia yang mengalami stunting yang jika dirincikan terdapat 21,6% anak yang berpotensi atau tengah mengalami stunting. Pemerintah saat ini mentarget pada tahun 2024 angka prevalensi stunting akan turun menjadi 14%
Lalu apa sih sebenarnya penyebab banyaknya anak-anak indonesia yang mengalami stunting? Nah, menurut sehatnegerikukemkes ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting, faktor tersebut adalah faktor ibu dan pola asuh yang tidak mampu memberikan asupan gizi yang cukup pada anak yang sedang dikandung, faktor lain adalah kehamilan dibawah umur, gangguan mental pada ibu, dan, rendahnya akses sanitasi dan air bersih turut menyumbang terganggunya pertumbuhan pada anak.
Wah ternyata banyak ya faktor penyebab stunting pada anak. Untuk mencegah stunting, sobat rspr bisa melakukan cara cara dibawah ini agar anak anda terhindar dari stunting, yuk disimak!
1. Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan
ASI mengandung protein, lemak, karbohidrat, garam, mineral, dan vitamin yang berfungsi sebagai pelindung bayi dari infeksi kuman sehingga ASI berperan penting dalam tumbuh kembang anak. Yuk, mulai biasakan memberikan ASI eksklusif secara rutin kepada anak-anak ya!
2. Memberikan MPASI yang kaya akan protein hewani
Setelah melewati fase menyusui, tahap penting selanjutnya dalam tumbuh kembang anak adalah fase MPASI, sebagai informasi, MPASI adalah singkatan dari makanan pendamping ASI yang diberikan kepada bayi saat transisi dari mengkonsumsi ASI ke makanan padat. Makanan yang cocok dikonsumsi saat bayi memasuki fase MPASI yaitu sayuran rebus seperti wortel, kentang, brokoli dan ubi manis. Lalu untuk buah konsumsi buah apel, pir, mangga, alpukat, dan pisang. Eits.., yg ga kalah penting, telur dan keju juga bisa loh dikonsumsi, sebab telur dan keju kaya akan protein dan kalsium yang baik untuk bayi, tapi pastikan telur yg diberikan dalam keadaan matang ya!
3. Rutin membawa anak ke posyandu atau rumah sakit
Terakhir nih, setelah rutin mengkonsumsi makanan bergizi langkah yang paling penting untuk memantau perkembangan anak adalah dengan rutin membawanya ke rumah sakit atau posyandu, berkonsultasi dengan dokter bertujuan untuk memantau tumbuh kembang anak sehingga dapat terhindar dari risiko stunting pada anak.
Wah ternyata rutin memeriksa perkembangan anak di rumah sakit atau posyandu itu penting ya!
Eits! kamu juga bisa memeriksakan kondisi kesehatan anak di RSPR yang sudah dilengkapi dengan dokter dan fasilitas pelayanan yang lengkap loh!, yuk konsultasikan kesehatan anak disini, Gratis!!
Sumber Artikel : sehatnegeriku.kemkes, upk.kemkes.go.id, yankes.kemkes.go.id, instagram.com/forumanakind