Dipercaya oleh
120,000+ Orang
Pusat Kesehatan Terbaik
KARS Certification
Nomor 1
RSIA Surabaya

Bahaya yang Tersembunyi: Dampak Kusta yang Tak Terlihat pada Kulit, Saraf, dan Mata. Kenali Sedini Mungkin!

Jangan ada kusta di antara kita! Kusta adalah penyakit menular yang masih ditakuti oleh masyarakat dan dianggap sebagai aib keluarga. Kusta dianggap sebagai penyakit keturunan, kutukan Tuhan, penyakit ilmu gaib yang sulit disembuhkan, atau penyakit yang disebabkan oleh ilmu gaib. Kesehatan fisik penyandang kusta dapat dipengaruhi oleh stigma negatif yang mereka hadapi. Ironisnya, stigma ini terus ada hingga saat ini membuat mereka rentan terhadap masalah dalam relasi sosial dan gangguan psikis seperti depresi dan kesepian. Namun, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan kesehatan telah menunjukkan bahwa penyakit kusta bukanlah kutukan tuhan. Selain itu, penyakit seperti kusta dapat disembuhkan jika ditangani dengan benar dengan terapi multi obat (MDT). Untuk informasi lebih lengkapnya baca artikel ini sampai akhir.

Source: homecare24.id

Kenali Kusta Sejak Dini

  • Penyakit kusta, juga disebut Hansen’s disease, disebabkan oleh bakteri obligat intraseluler Mycobacterium leprae (M. leprae). Penyakit ini yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, dan mata, dimana dapat menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, kelemahan otot, dan mati rasa. Bakteri Mycobacterium leprae adalah penyebab kusta. Bakteri ini berkembang di dalam tubuh selama enam bulan hingga empat puluh tahun. Satu hingga dua puluh tahun setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita, gejala dan tanda kusta akan muncul. Menurut WHO kusta di klasifikasikan menjadi 2 macam yaitu 
  • Pausibasiler: 1-5 lesi, kusta jenis ini menyebabkan rasa baal yang jelas dan menyerang satu cabang saraf.
  • Multibasiler: lesi >5, kusta multibasiler tak seperti pausibasiler, rasa baalnya tidak jelas, dan menyerang banyak cabang saraf.

Perhatikan Gejala Awal

Kusta memiliki gejala yang tidak terlihat dan perkembangan yang sangat lambat. Bakteri dapat berkembang biak dalam tubuh penderita selama dua puluh tahun, bahkan sebelum gejala kusta muncul. Beberapa gejala yang akan dialami di antaranya adalah: 

  • Mati rasa, baik perubahan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit
  • Pembesaran saraf yang paling umum terjadi di siku dan lutut 
  • Kelemahan atau kelumpuhan otot, terutama otot kaki dan tangan
  • Hilangnya bulu mata dan alis 
  • Mata kering, jarang mengedip, dan dapat menyebabkan kebutaan
  • Hilangnya jari sedikit demi sedikit
  • Kerusakan hidung yang dapat menyebabkan mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung
  • Bisul di telapak kaki tanpa rasa sakit
  • Benjolan atau pembengkakan tanpa rasa sakit di wajah atau daun telinga

Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit, bercak putih atau merah yang mati rasa, dan penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf adalah tanda utama penyakit kusta. Kecacatan yang disebabkan langsung oleh aktivitas penyakit adalah salah satu komplikasi penyakit ini. Contohnya adalah kecacatan yang disebabkan oleh kerusakan saraf dan respons jaringan terhadap M. leprae.

Penyebab Kusta

Bakteri Mycobacterium leprae yang tumbuh lambat, adalah penyebab kusta. Penularan dapat terjadi melalui percikan cairan dari saluran pernapasan, seperti dahak atau ludah saat seseorang batuk atau bersin. Penularan ini sendiri memerlukan kontak dekat dan berulang dengan individu yang belum menerima pengobatan. Kusta tidak hanya menyebar melalui salaman, duduk bersama, atau hubungan seksual.

Jenis Pada Kusta

  1. Tuberkuloid, kusta yang ringan dengan tipe hanya memiliki beberapa bercak berwarna pucat 
  2. Lepromatosa, kusta yang parah dimana mempunyai benjolan luas di kulit, mengalami mati rasa, hingga kelemahan otot. 
  3. Boderline, memiliki gejala dari kedua jenis kusta diatas

Faktor Risiko

Risiko peningkatan yang sering dialami pada penyakit kusta diantaranya adalah kontak erat yang lama, usia (orang yang lebih tua sangat rentan), genetik, imunosupresi

Atasi dengan Mencegah

Kecacatan dan penyebaran lebih lanjut dapat dihindari dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, dengan cara:

  1. Hindari kontak erat yang berulang dengan penderita yang belum diobati, karena penularan kusta membutuhkan waktu yang lama dan kontak yang dekat
  2. Kemoprofilaksis; tanyakan ke dokter tentang tindakan kemoprofilaksis atau imunoprofilaksis yang dapat dilakukan untuk anggota keluarga lainnya yang terkena kusta. Pemberian rifampisin dosis rendah dapat membantu membunuh bakteri penyebab kusta dan menghentikan rantai penularan.
  3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, terutama kebersihan kulit
  4. Jaga daya tahan tubuh, karena ketika imun kuat maka tubuh dapat melawan infeksi kuman lepra
  5. Lakukan vaksinasi yang mengandung antibodi agar dapat perlindungan aktif dan pasif apalagi bagi yang rentan, serta lakukan pemeriksaan dini ke puskesmas atau bahkan rumah sakit
  6. Hindari daerah endemik penyakit kusta, dan
  7. Pastikan ventilasi rumah terkena sinar cahaya matahari agar sinar bisa masuk, karena kuman lepra akan mati pada suhu yang panas

Referensi: dinkes.semarangkota.go.id, jurnal.unpad.ac.id, e-journal.unair.ac.id, indonesia.go.id, halodoc.com

Related Posts

Leave a Reply