Hai parents! Sebagai orang tua, menjaga keselamatan dan kesehatan anak tentulah hal yang paling utama. Namun, terdapat beberapa kondisi medis yang dapat muncul secara tiba-tiba dan membingungkan, salah satunya yaitu penyakit Kawasaki. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia di bawah lima tahun dan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan segera. Penyakit Kawasaki merupakan kondisi langka yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Tanpa penanganan yang cepat, kondisi ini dapat berdampak pada jantung dan organ penting lainnya. Oleh itu yuk baca artikel berikut sampai akhir agar bisa bermanfaat.

Apa itu Penyakit Kawasaki pada Anak?
Penyakit Kawasaki, juga dikenal sebagai sindrom limpa kulit, adalah vaskulitis sistemik akut yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas karena komplikasi kardiak seperti aneurisma arteri koroner, gagal jantung, oklusi arteri perifer, miokarditis, dan infark miokard. Penyakit Kawasaki juga dikenal dengan peradangan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan komplikasi jantung serius, terutama pada anak di bawah usia lima tahun. Gejala seperti demam tinggi, ruam kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening adalah tanda penyakit Kawasaki dan penyakit ini tidak menular. Untuk mencegah kerusakan jantung permanen, penting untuk memahami penyakit ini dan mendapatkan perawatan yang cepat.
Gejala Penyakit yang Dialami
Penyakit Kawasaki memiliki gejala yang muncul secara bertahap, dengan beberapa tanda yang mudah dikenali. Salah satunya adalah:
- Demam tinggi yang berlangsung selama lebih dari lima hari.
- Anak-anak yang terinfeksi juga sering mengalami ruam kulit di berbagai area tubuh mereka.
- Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di daerah leher, dan mata merah atau peradangan pada mata tanpa cairan yang keluar juga merupakan ciri khas.
- Selain itu, gejala lain yang sering terjadi adalah bibir yang pecah-pecah dan lidah yang merah dan berbintik, yang sering disebut sebagai “lidah Strawberry”.
Oleh itu sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis segera jika gejala ini muncul untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Diagnosis Awal
Untuk mendiagnosis penyakit Kawasaki, selain pemeriksaan fisik lengkap dan peninjauan riwayat medis pasien, beberapa tes tambahan juga perlu dilakukan, meskipun hasilnya belum tentu memberikan kesimpulan yang pasti. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan darah, urin, dan cairan tulang belakang, yang dapat membantu mendeteksi adanya infeksi atau peradangan, meskipun tidak selalu memberikan hasil yang spesifik.
Selain itu, untuk mendeteksi kemungkinan kerusakan pada jantung dan pembuluh darah yang terkait dengan penyakit Kawasaki, beberapa pemeriksaan khusus diperlukan, antara lain:
- Elektrokardiografi (EKG), yang berfungsi untuk memeriksa fungsi kelistrikan jantung dan dapat mendeteksi gangguan irama jantung atau kerusakan lainnya yang mungkin terjadi akibat Kawasaki.
- Ekokardiogram, yaitu pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk melihat gambaran jantung, guna memastikan adanya kerusakan pada struktur jantung yang disebabkan oleh penyakit Kawasaki.
Dengan hasil pemeriksaan tersebut, dokter bisa lebih jelas dalam mendiagnosis gangguan jantung akibat penyakit Kawasaki, seperti denyut jantung yang terlalu cepat (takikardia), cairan pada dinding jantung (efusi perikardial), peradangan pada otot jantung (miokarditis), dan pembengkakan pembuluh darah koroner (aneurisma).
Pengobatan pada Penyakit Kawasaki
Pengobatan untuk penyakit Kawasaki umumnya melibatkan beberapa pendekatan dalam rangka mengurangi peradangan serta mencegah munculnya komplikasi yang serius. Salah satu terapi utama adalah:
- Imunoglobulin Intravena (IVIG), yang diberikan untuk menurunkan peradangan dan risiko masalah pada jantung. IVIG berfungsi sebagai antibodi yang membantu melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
- Selain itu, aspirin juga digunakan meskipun biasanya tidak direkomendasikan untuk anak-anak karena potensi sindrom Reye. Dalam kasus penyakit Kawasaki, aspirin dimanfaatkan untuk menurunkan demam dan inflamasi.
- Lebih lanjut, perawatan suportif sangat vital, yaitu memastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup dan cukup waktu istirahat selama tahap pemulihan untuk mendukung proses kesembuhannya.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan perawatan terbaik untuk buah hati Anda, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Anak di RS Pura Raharja.
Referensi : keslan.kemkes.go.id, general.alomedika.com, halodoc.com, hellosehat.com.