Kulit dengan bercak merah bersisik yang muncul tiba-tiba sering dianggap sepele atau hanya alergi biasa. Tetapi kondisi ini ternyata bisa menjadi tanda gangguan autoimun yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Menurut World Psoriasis Day Consortium, sekitar 125 juta orang di seluruh dunia mengalami psoriasis, atau hampir 2-3% dari populasi global. Di Indonesia sendiri, prevalensinya diperkirakan antara 0,3 dan 0,5% dari populasi, dengan banyak orang yang belum diidentifikasi dengan pasti. Psoriasis bukan hanya masalah kulit, namun itu mempengaruhi kesehatan mental dan sosial penderitanya, menyebabkan mereka merasa minder, tertekan, dan menarik diri dari lingkungan. Jika kondisi ini tidak dikenali dengan cepat atau tidak ditangani dengan benar, kondisi ini dapat memburuk. Yuk, simak artikel ini sampai selesai untuk mengenali gejalanya,serta bagaimana cara efektif untuk mengatasi keluhannya.

Kenali Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang disebabkan oleh peradangan pada kulit, yang kemudian menyebabkan kulit bersisik, menebal, gatal, dan mudah terkelupas. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, bahkan bayi, yang biasanya disebabkan oleh faktor genetik, dapat terkena. Kulit di bagian lulut, siku, punggung bawah, dan kepala biasanya mengalami peradangan.
Ada banyak jenis psoriasis, tetapi psoriasis plak adalah yang paling umum, dengan bercak kemerahan pada kulit yang sedikit menonjol. Seringkali, kondisi ini diawali dengan terbentuknya sebuah benjolan kecil yang kemudian menjadi lebih besar dan akhirnya ditutupi oleh sisik-sisik putih, yang menyebabkan kulit menjadi bersisik dan mengelupas.
Jenis-Jenis pada Psoriasis
Ada beberapa jenis psoriasis yang umum, termasuk:
- Psoriasis plak (vulgaris): Jenis paling umum dari penyakit ini adalah bercak merah tebal dengan bersisik putih keperakan.
- Psoriasis gutata: Benjolan kecil kemerahan yang sering muncul tiba-tiba, biasanya ditemukan pada anak-anak dan remaja.
- Psoriasis pustulosa adalah jenis benjolan yang mengandung nanah, yang membuat kulit menjadi merah dan bengkak.
- Psoriasis inversa menunjukkan bercak merah halus di lipatan kulit, seperti ketiak dan selangkangan.
- Psoriasis eritroderma menyebabkan bercak merah di seluruh tubuh yang menyebabkan gatal dan perih.
- Artritis psoriasis: Menyerang kulit dan sendi juga.
Gejala yang Dialami
Gejala psoriasis bisa berbeda-beda tergantung jenisnya, tapi umumnya ditandai dengan;
- Munculnya bercak merah tebal dan bersisik di kulit.
- Kulit sering kali terasa kering, pecah-pecah, bahkan bisa sampai berdarah.
- Area yang terkena biasanya terasa gatal, perih, atau seperti terbakar.
- Jika muncul di kulit kepala, bisa terlihat seperti ketombe yang banyak.
- Pada beberapa orang, kuku bisa menjadi tebal atau berlubang, dan sendi bisa terasa nyeri atau bengkak—ini terjadi jika psoriasis disertai artritis.
- Pada anak-anak, gejalanya biasanya berupa bercak merah bersisik, tapi bisa juga muncul benjolan kecil kemerahan (gutata) atau benjolan berisi nanah (pustulosa).
Penyebab Terjadinya
Psoriasis bukan penyakit yang menular, jadi menyentuh atau berdekatan dengan orang yang mengalaminya tidak akan membuat orang lain tertular. Penyakit ini muncul karena sistem imun tubuh, yang seharusnya melindungi dari penyakit, malah menyerang sel kulit yang sehat. Hal ini membuat kulit memperbarui dirinya terlalu cepat – biasanya butuh waktu 3 sampai 4 minggu, tapi pada penderita psoriasis hanya sekitar 3 sampai 7 hari. Akibatnya, sel-sel kulit menumpuk di permukaan dan membentuk bercak merah, tebal, dan bersisik.
Meski penyebab utamanya belum jelas, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko munculnya psoriasis. Misalnya, kalau ada anggota keluarga yang juga mengidap psoriasis, tubuh sedang terkena infeksi seperti radang tenggorokan, stres berat, luka di kulit, terlalu sering minum alkohol, atau sedang mengonsumsi obat tertentu seperti obat tekanan darah tinggi dan obat malaria. Faktor-faktor ini bisa memicu psoriasis muncul atau membuat gejalanya jadi lebih parah.
Cara Mengatasi Psoriasis
Psoriasis memang belum bisa disembuhkan sepenuhnya, tapi gejalanya bisa dikendalikan agar tidak sering kambuh dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Penanganannya tergantung pada tingkat keparahan dan respons masing-masing orang terhadap pengobatan.
- Perawatan medis biasanya meliputi penggunaan krim atau salep seperti kortikosteroid, calcipotriol (vitamin D), dan obat topikal lainnya untuk mengurangi peradangan dan memperlambat pertumbuhan sel kulit. Untuk kasus yang lebih parah, dokter bisa meresepkan obat minum seperti methotrexate atau cyclosporine, bahkan obat suntik (terapi biologis) seperti adalimumab atau ustekinumab. Terapi cahaya atau fototerapi juga bisa digunakan bila obat oles tidak cukup efektif.
- Selain itu, perawatan di rumah juga sangat penting, seperti menjaga kulit tetap lembap dengan pelembap bebas pewangi, mandi air hangat dengan garam Epsom atau oatmeal, menghindari stres, serta menerapkan pola makan sehat dan seimbang. Hindari alkohol, rokok, makanan olahan, serta sebisa mungkin jauhi pemicu seperti luka pada kulit atau infeksi. Bahan alami seperti gel lidah buaya atau minyak tea tree juga bisa membantu, namun sebaiknya digunakan setelah berkonsultasi dengan dokter.
Penanganan pada anak-anak perlu disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan. Jika gejala makin parah atau tidak membaik, sebaiknya segera periksa ke dokter kulit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Refrensi: halodoc.com, dkonsul.com, gwsmedika.id, rsmh.co.id