Dipercaya oleh
120,000+ Orang
Pusat Kesehatan Terbaik
KARS Certification
Nomor 1
RSIA Surabaya

Dermatitis Atopik: Gejala dan Bahaya Penyakit Eksim pada Kulit yang Perlu Diketahui

Kulit adalah lapisan pertama tubuh yang melindunginya dari ancaman luar seperti kuman, iritasi, dan cuaca ekstrim. Namun, kulit beberapa orang sangat sensitif dan mudah rusak. Peradangan kronis yang disertai dengan gatal, kemerahan, dan pecah-pecah adalah salah satu masalah kulit yang paling sering dikeluhkan.

Tahukah Bunda? Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) dan Global Burden of Disease Study tahun 2019, lebih dari 230 juta orang di seluruh dunia mengalami dermatitis atopik, dan sebagian besar di antaranya adalah anak-anak usia dini. Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat bahwa sekitar 9,6% anak usia sekolah menderita kondisi ini. Artinya, hampir 1 dari 10 anak menghadapi masalah kulit yang bisa sangat mengganggu kenyamanan dan aktivitas mereka sehari-hari. Masalah kulit seperti ini bukan sekadar gatal biasa. Jika dibiarkan, bisa menyebabkan gangguan tidur, infeksi kulit, bahkan menurunkan rasa percaya diri anak. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami lebih dalam tentang kondisi ini. Yuk, simak artikel ini hingga selesai untuk mengetahui apa saja gejala dermatitis atopik, apa bahayanya jika tidak segera ditangani. 

Source: guesehat.com

Apa Itu Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik atau eksim atopik, adalah jenis peradangan kulit kronis yang ditandai dengan kulit kering, gatal, dan ruam kemerahan, sering kali terkait dengan riwayat alergi atau asma dalam keluarga, serta bersifat jangka panjang dan mudah kambuh, yang dapat sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya, baik anak-anak maupun dewasa. 

Penyebab Hal Tersebut

Penyebab pasti dermatitis atopik belum diketahui, tetapi para ahli menduga ada beberapa faktor yang bisa memicu atau memperparah kondisi ini, di antaranya:

  • Faktor genetik: Jika ada riwayat keluarga dengan eksim, asma, atau alergi, risiko terkena dermatitis atopik jadi lebih tinggi. Gen yang mengatur perlindungan kulit dan sistem imun berperan penting di sini.
  • Masalah sistem imun: Sistem kekebalan tubuh yang terlalu sensitif bisa bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu, sehingga memicu peradangan kulit.
  • Faktor lingkungan: Debu, bulu hewan, serbuk sari, polusi, atau cuaca yang berubah-ubah dapat memicu gejala atau membuatnya makin parah.
  • Kerusakan lapisan kulit: Jika pelindung alami kulit rusak, kulit jadi mudah kehilangan kelembapan dan lebih rentan terhadap iritasi atau alergen.
  • Perubahan hormon: Gejala bisa memburuk saat terjadi perubahan hormon, seperti saat pubertas, menstruasi, atau kehamilan.

Gejala Dermatitis Atoptik

gejala dermatitis atopik dapat bervariasi tergantung pada usia dan tingkat keparahan penyakit, umumnya;

  • Kulit kasar, kering, dan sensitif.
  • Gatal sangat buruk, seringkali memburuk pada malam hari dan membuat Anda susah tidur.
  • Ruam merah dapat ditemukan di lipatan siku, lutut, leher, pergelangan tangan, dan wajah.
  • Kulit pecah-pecah, bersisik, atau menebal karena garukan berulang
  • Lepuhan kecil yang jika terinfeksi dapat mengeluarkan cairan atau nanah.
  • Perubahan warna kulit, baik yang lebih gelap maupun yang lebih terang daripada yang biasa
  • Jaringan parut atau bekas luka pada area yang sering digaruk atau terinfeksi

Bayi biasanya mengalami ruam merah dan gatal di pipi, kulit kepala, atau lipatan tubuh. Sementara anak-anak dan dewasa lebih sering mengalami ruam di lipatan siku, belakang lutut, dan leher.

Cara Yang Bisa Diatasi

  1. Hindari pemicu
    Kenali dan jauhi hal-hal yang bisa memicu gejala, seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, bahan kimia, atau makanan tertentu.
  2. Rajin pakai pelembap
    Gunakan pelembap setiap hari, terutama setelah mandi, untuk menjaga kelembapan kulit dan mencegah kulit kering atau pecah-pecah.
  3. Gunakan sabun yang lembut
    Pilih sabun tanpa pewangi dan pewarna, serta yang mengandung pelembap, agar kulit tidak mudah iritasi.
  4. Kompres hangat saat gatal
    Tempelkan kain bersih yang dibasahi air hangat pada bagian kulit yang gatal atau meradang untuk membantu menenangkan gejalanya.
  5. Gunakan obat dari dokter
    Dokter bisa meresepkan krim antiinflamasi seperti kortikosteroid atau obat minum seperti antihistamin untuk mengurangi gatal dan peradangan.
  6. Jangan digaruk
    Hindari menggaruk kulit yang gatal. Potong kuku secara rutin dan gunakan sarung tangan saat tidur agar kulit tidak terluka atau terinfeksi karena garukan.

Bahaya yang Bisa Terjadi

Jika tidak ditangani dengan baik, dermatitis atopik bisa menyebabkan berbagai masalah serius, seperti:

  • Neurodermatitis: Kulit jadi tebal, kasar, dan berubah warna karena sering digaruk.
  • Sulit tidur: Rasa gatal yang parah, terutama di malam hari, bisa mengganggu tidur dan memengaruhi kesehatan mental.
  • Bekas luka: Kulit yang tidak sembuh sempurna bisa meninggalkan bekas permanen, terutama pada kulit berwarna gelap.
  • Infeksi bakteri: Kulit yang luka mudah terkena infeksi, seperti bakteri Staphylococcus aureus, yang bisa menyebabkan bengkak, nanah, hingga demam.
  • Infeksi virus: Penderita juga rentan terkena virus, misalnya herpes simplex, yang menimbulkan lepuhan yang nyeri.
  • Selulitis: Infeksi bakteri yang masuk lebih dalam bisa menyebabkan pembengkakan serius, bahkan menyebar ke seluruh tubuh jika tidak segera diobati.
  • Kulit kebal obat: Pemakaian krim steroid terlalu lama bisa membuat kulit tidak lagi merespons obat.
  • Terganggunya pertumbuhan anak: Penggunaan obat steroid jangka panjang bisa memengaruhi tumbuh kembang anak.
  • Masalah psikologis: Rasa frustrasi, cemas, hingga depresi bisa muncul karena rasa gatal yang tak kunjung hilang dan bekas luka yang mengganggu kepercayaan diri.

Pencegahan yang Dapat Dilakukan

Pencegahan Dermatitis Atopik (Eksim): Menjaga kulit kering adalah salah satu cara untuk mencegah kembalinya eksim. Beberapa cara yang dapat dilakuan:

  • Batasi waktu mandi menjadi 15–20 menit dengan air hangat, bukan air panas. Selain itu, menggunakan minyak mandi dapat bermanfaat.
  • Pilih sabun yang ringan untuk membersihkan tanpa mengeluarkan minyak berlebihan dari tubuh. Kulit dapat menjadi lebih kering setelah menggunakan sabun dan deodoran antibakteri.
  • Setelah mandi, tepukkan handuk halus pada kulit yang kering. Handuk tidak boleh dipakia bergantian
  • Untuk kulit kering, gunakan pelembab. Saat kulit masih lembab, gunakan minyak seperti baby oil. Minyak lebih tahan lama daripada pelembab dan mencegah air menguap dari permukaan kulit.

Refrensi: labcito.co.od, medicastore.com, alodokter.com

Leave a Reply