Setiap ibu akan mengalami momen penting yang disebut menyusui setelah melahirkan. Menyusui tidak hanya menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi, tetapi juga merupakan waktu yang penuh kasih sayang dan emosi antara ibu dan bayi. Saat menyusui, mereka membangun ikatan yang kuat melalui interaksi dan kontak fisik, yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan psikologis dan emosional bayi. Bagi seorang ibu, menjaga kesehatan selama menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang anaknya dan dirinya sendiri. Karena peran pentingnya dalam proses menyusui, payudara seringkali menghadapi berbagai masalah kesehatan yang tidak terduga. Ada masalah yang tidak boleh diabaikan, seperti rasa sakit, bengkak, atau ketidaknyamanan yang muncul secara tiba-tiba. Sayangnya, banyak ibu yang tidak menyadari gejala awal dan tindakan pencegahan yang seharusnya dilakukan sejak awal. Untuk itu, artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai salah satu gangguan payudara yang umum terjadi pada ibu menyusui, termasuk penyebab utamanya dan cara mencegahnya secara efektif. Simak artikel ini sampai selesai.

Kenali Mastitis Pada Wanita
Mastitis adalah peradangan payudara yang terjadi pada wanita menyusui, tetapi juga dapat terjadi pada orang yang tidak menyusui. Dalam enam minggu pertama pasca persalinan, mastitis laktasi biasanya muncul karena stasis ASI dan infeksi bakteri yang menyebar melalui kulit yang rusak. Kemerahan, nyeri, pembengkakan, dan terkadang gejala sistemik seperti demam adalah gejalanya. Penanganannya sering kali melibatkan tindakan perawatan diri, meskipun antibiotik digunakan ketika infeksi lebih parah.
Gejala yang Dialami
Gejala mastitis umumnya muncul secara tiba-tiba dan biasanya hanya terjadi pada salah satu payudara. Salah satunya adalah
- Payudara terasa bengkak
- Nyeri, hangat
- Kemerahan, dan
- Sering kali disertai sensasi terbakar saat menyusui.
Terkadang muncul benjolan nyeri, rasa gatal, iritasi puting, hingga garis merah di kulit. Pada kasus berat,
- Bisa keluar nanah dari puting. Selain itu,
- Ibu juga bisa mengalami demam, menggigil, mual, lemas, nyeri otot, serta
- Pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher.
Gejala-gejala ini biasanya muncul cepat dan gejalanya dapat menyerupai gejala flu pada tahap awal mastitis. Oleh itu…. segera periksakan ke dokter untuk mencegah infeksi bertambah parah dan menjaga kelancaran menyusui.
Penyebab Terjadi
Penumpukan ASI yang menyumbat saluran susu bayi biasanya menyebabkan mastitis pada ibu menyusui. Sumbatan ini dapat memungkinkan bakteri dari mulut atau kulit bayi masuk ke dalam jaringan payudara dan menyebabkan infeksi. Beberapa penyebabnya termasuk;
- Posisi menyusui yang tidak sesuai,
- Bayi yang jarang menyusu,
- Pengeluaran ASI yang tidak teratur,
- Produksi ASI yang berlebihan,
- Menyapih terlalu cepat, atau menyusui hanya dari satu sisi payudara.
Namun, adapula pada wanita yang tidak menyusui, mastitis dapat disebabkan oleh cedera pada payudara, daya tahan tubuh yang lemah (misalnya karena diabetes, HIV/AIDS, atau pengobatan tertentu), penyakit kulit seperti eksim, tindik, atau pemasangan implan payudara.
Pencegahan untuk Mastitis
Pencegahan mastitis dapat dilakukan dengan mengenali dan menghindari faktor risikonya. Saat payudara penuh dan bengkak, bayi sulit menyusu karena permukaan payudara terlalu tegang. Untuk mengatasinya,
- Ibu perlu memerah ASI setiap 3–4 jam menggunakan tangan atau pompa yang direkomendasikan, didahului dengan pijatan di leher dan punggung guna merangsang hormon oksitosin agar ASI mengalir lebih lancar dan nyeri berkurang.
- Teknik memerah yang benar harus diajarkan agar hasilnya efektif, dan ASI hasil perahan dapat diberikan dengan sendok atau cangkir.
- Payudara yang tidak dikosongkan dengan baik atau tertekan oleh pakaian ketat dapat menyebabkan sumbatan saluran susu.
- Bila muncul benjolan, nyeri, atau kemerahan, ibu harus segera memeriksa payudaranya, memperbanyak frekuensi menyusui, terutama pada sisi yang bermasalah, sambil melakukan pijatan dan kompres hangat.
- Jika terjadi puting lecet atau peradangan, pengolesan ASI akhir atau lanolin bisa membantu penyembuhan.
- Selain itu, istirahat cukup sangat penting karena kelelahan sering menjadi pencetus mastitis. Kebersihan tangan juga harus dijaga karena bakteri seperti Staphylococcus aureus bisa menjadi penyebab infeksi. Alat pompa ASI harus dibersihkan dengan sabun dan air panas setiap kali digunakan untuk mencegah kontaminasi.
Komplikasi Mastitis
Jika mastitis tidak segera ditangani, dapat menimbulkan komplikasi serius. Salah satu yang paling umum adalah
- Abses payudara, yaitu benjolan berisi nanah yang terasa nyeri dan biasanya memerlukan tindakan operasi kecil untuk mengeluarkan nanah tersebut. Selain itu…
- Penggunaan antibiotik yang berlebihan dalam pengobatan mastitis juga dapat memicu pertumbuhan jamur secara berlebihan, sehingga menyebabkan infeksi jamur pada payudara. Infeksi ini biasanya ditandai dengan puting yang kemerahan, nyeri, dan sensasi panas di area payudara.
Perbedaan Mastitis dengan Abses Payudara?
Perlu diketahui Mastitis berbeda dengan Abses Payudara. Namun mastitis yang tidak diobati dengan benar atau terlambat dapat menyebabkan abses payudara. Peradangan pada jaringan payudara seperti kemerahan, rasa panas, nyeri, dan pembengkakan adalah tanda mastitis. Jika infeksi tidak diobati dengan benar, dapat terbentuk abses, kumpulan nanah di jaringan payudara. Bentuk benjBlan keras yang terasa lunak di bagian tengah, yang kemerahan dan nyeri saat disentuh, adalah tanda abses. Beberapa literatur medis menunjukkan bahwa abses payudara merupakan sekitar 5–11% kasus mastitis, terutama jika terapi antibiotik tidak menunjukkan hasil dalam 48–72 jam. Untuk mencegah pertumbuhan abses, yang biasanya memerlukan tindakan drainase melalui aspirasi jarum atau pembedahan ringan, deteksi dan pengobatan mastitis secara tepat sangat penting.
Pengobatan yang Biasanya Dilakukan
Tujuan pengobatan mastitis adalah untuk mengurangi nyeri dan infeksi serta mencegah komplikasi seperti abses payudara. Langkah pertama dan paling penting adalah memastikan ASI dikeluarkan dengan baik. Ini dapat dicapai dengan menyusui lebih sering dari sisi payudara yang sakit atau dengan menggunakan pompa ASI jika menyusui langsung terasa sulit.
Di rumah, ibu dapat menggunakan air hangat untuk mengompres payudara beberapa kali sehari, memijat lembut ke arah puting, mandi dengan air hangat, dan memastikan istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi. Hindari bra yang terlalu ketat juga. Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik yang aman untuk ibu menyusui dan dapat ditambahkan dengan obat pereda nyeri seperti ibuprofen jika gejala tidak membaik dalam 1–2 hari. Jika abses atau benjolan bernanah muncul, perlu tindakan medis tambahan, mungkin operasi kecil. Jika infeksi tidak sembuh atau berulang, mungkin diperlukan pemeriksaan seperti ultrasound (USG). Ada pilihan lain, seperti pijat dengan minyak esensial, tetapi konsultasikan dulu dengan dokter. Selama pengobatan, sangat disarankan agar ibu menyusui bayinya karena ini membantu penyembuhan lebih cepat dan menjaga bayi aman.
Referensi: ncbi.nlm.nih.gov, morulaivf, idai.or.id, alodokter