Dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindari, kolesterol sering kali terdengar seperti sesuatu yang berbahaya. Meskipun demikian, tidak semua kolesterol berbahaya. Namun, LDL (Low-Density Lipoprotein), salah satu jenis kolesterol, yang harus diperhatikan. Karena kadarnya yang tinggi dapat menyumbat pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, LDL (Low-Density Lipoprotein) sendiri juga disebut sebagai “kolesterol jahat”. Gaya hidup di era modern, seperti pola makan tinggi lemak, kurang aktivitas fisik, stres, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, secara signifikan memengaruhi kadar LDL dalam tubuh. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami bagaimana kebiasaan sehari-hari dapat berdampak pada kesehatan kolesterol dan risiko penyakit kardiovaskular secara keseluruhan melalui baca artikel ini sampai tuntas.

Mengenal Apa Itu LDL & LDL Kolesterol?
LDL (Low-Density Lipoprotein) adalah jenis lipoprotein yang membawa sebagian besar kolesterol dalam darah. Kolesterol dalam bentuk LDL diedarkan ke seluruh tubuh, termasuk ke sel-sel jaringan dan pembuluh darah. LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat karena kadar yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan kolesterol di dalam arteri.
LDL merupakan jenis lipoprotein berkepadatan rendah yang memiliki kemampuan untuk menembus lapisan dalam pembuluh darah, yaitu tunica intima. Selain itu, LDL juga cenderung menempel pada dinding pembuluh darah, sehingga dapat membentuk penumpukan atau plak yang berisi kolesterol.
Dibandingkan dengan jenis lipoprotein lainnya, LDL mengandung jumlah kolesterol paling banyak. Kolesterol ini diproduksi oleh hati, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah, termasuk ke jaringan-jaringan tubuh yang membutuhkan.
Faktor Gaya Hidup Modern: Pemicu Kenaikan LDL
1. Pola Makan Tidak Sehat
Konsumsi makanan tidak sehat tinggi lemak, seperti gorengan, daging, jeroan. Konsumsi makanan cepat saji, dan makanan kemasan dapat meningkatkan kadar LDL secara signifikan. Metode memasak seperti deep frying dan penggunaan minyak berulang juga memperburuk kondisi ini
2. Aktivitas Fisik Yang Kurang
Gaya hidup yang kurang gerak, seperti duduk terlalu lama (di depan layar), dan jarang berolahraga menurunkan kemampuan tubuh untuk mengelola lemak darah secara efisien. Oleh itu olahraga teratur membantu melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi penumpukan LDL di pembuluh darah
3. Stres Berkepanjangan
Stres kronis dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang berkontribusi pada kenaikan kadar LDL dan penurunan HDL (kolesterol baik).
4. Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan
Merokok menurunkan kadar HDL dan merusak dinding pembuluh darah, sementara alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida (lemak) dan LDL.
5. Tidur Yang Kurang
Waktu tidur kurang dari 6 – 7 jam setiap malam, dapat berdampak negatif pada kesehatan metabolisme tubuh. Salah satu efek yang sering terjadi adalah peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.
Gejala Yang Dirasakan
Jika LDL tinggi sudah menyebabkan penyumbatan arteri atau penyakit kardiovaskular, maka gejala yang bisa muncul meliputi:
- Nyeri dada (angina), terjadi saat aliran darah ke jantung berkurang.
- Sesak napas, akibat jantung yang tidak mampu memompa darah dengan baik.
- Lemas atau kelelahan ekstrem, karena oksigen tidak cukup dialirkan ke jaringan tubuh.
- Serangan jantung, jika plak kolesterol menyumbat arteri jantung secara total.
- Stroke, ketik penyumbatan terjadi di pembuluh darah otak.
- Nyeri pada tungkai atau klaudikasio (sakit saat berjalan), disebabkan oleh penyumbatan di arteri kaki (penyakit arteri perifer).
- Tumpukan lemak di bawah kulit, terutama di sekitar otot Achilles atau otot tangan.
- Tumpukan lemak kuning pada kelopak mata.
- Lingkaran abu, putih atau biru di sekitar kornea.
Langkah Pencegahan
1. Terapkan Pola Makan Sehat
- Perbanyak makanan yang kaya akan lemak baik, seperti zaitun, minyak canola, alpukat, almon, dan kenari, ikan berlemak (seperti salmon dan tuna).
- Perbanyak serat dari buah, sayur, dan gandum utuh membantu menyerap kolesterol dalam sistem pencernaan.
- Pilih makanan rendah garam dan batasi makanan berkolesterol tinggi
2. Rutin Berolahraga
Meski awalnya olahraga terasa sangat melelahkan, namun dikit demi sedikit luangkan waktu kurang lebih selama 30 menit untuk berolahraga atau 150 menit aktivitas fisik per minggu agar mengurangi penumpukan LDL
3. Berhenti Merokok
Kebiasaan merokok baik rokok elektrik maupun konvensional bisa mengakibatkan penumpukan kolesterol di dalam pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan aterosklerosis.
4. Menjaga Berat Badan
Kelebihan berat badan (obesitas) dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida dalam darah. Menurunkan berat badan 5–10% saja sudah bisa membantu memperbaiki kadar kolesterol.
5. Rutin Cek/Kontrol Kesehatan
Lakukan tes (metode indirek) dimana dimulai dengan pengukuran melalui beberapa tahapan, yaitu dengan melakukan pemeriksaan kadar kolesterol, trigliserida dan HDL kolesterol terlebih dahulu. Kemudian dilakukan perhitungan friedewald untuk mendapatkan hasil pemeriksaan LDL kolesterol.
Kebiasaan sehari-hari sangat memengaruhi kadar kolesterol jahat. Pola makan yang tinggi lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, stres, dan kelebihan berat badan adalah beberapa faktor utama yang dapat meningkatkan kadar LDL, terutama di era modern saat ini yang serba enak dan ada. Melakukan perubahan gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dengan baik, dapat mencegah risiko terkena penyakit kardiovaskular dengan mengendalikan kadar LDL.
Referensi: journal.poltekkes-mks.ac.id, hellosehat.com, digilib.unisayogya.ac.id