Anak-anak sering kali rentan terhadap berbagai infeksi, terutama saat daya tahan tubuh mereka sedang menurun. Salah satu infeksinya adalah Herpangina, penyakit yang sering menyerang anak-anak, terutama pada musim panas. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, sakit tenggorokan, dan munculnya luka kecil seperti lepuh di bagian belakang mulut dan tenggorokan. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), herpangina sangat menular dan biasanya menyebar melalui kontak langsung dengan air liur, lendir, atau tinja penderita. Gejalanya sering kali mirip dengan flu biasa, namun luka di mulut yang menyakitkan menjadi ciri khasnya. Anak-anak yang terinfeksi bisa menjadi rewel, sulit makan, dan mengalami dehidrasi akibat nyeri saat menelan. Meskipun herpangina umumnya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7 hingga 10 hari, penting bagi orang tua untuk memberikan perawatan yang tepat di rumah. Untuk itu, penting bagi kita memahami penyebab, gejala, serta cara pencegahan dan penanganannya. Simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut.

Virus Coxsackie
Virus Coxsackie adalah jenis virus yang termasuk dalam kelompok enterovirus dan sering menginfeksi anak-anak, khususnya yang masih balita. Salah satu penyakit yang sering muncul akibat virus ini adalah herpangina. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, sakit tenggorokan, dan munculnya luka kecil seperti lepuhan di bagian belakang mulut. Herpangina dapat membuat anak merasa sangat tidak nyaman, terutama saat menelan makanan atau minuman.
Penyakit Herpangina
Herpangina adalah infeksi virus yang menyebabkan luka seperti sariawan di bagian dalam mulut, terutama di tenggorokan dan langit-langit mulut. Luka ini terasa perih dan bisa membuat anak sulit makan atau minum. Penyakit ini paling sering dialami oleh anak-anak dan bisa menular dengan cepat, terutama di lingkungan seperti sekolah atau tempat penitipan anak. Orang dewasa juga bisa terkena, terutama jika sistem kekebalan tubuhnya sedang lemah. Selain demam dan sakit tenggorokan, herpangina juga bisa disertai rasa tidak nyaman saat menelan dan hilangnya nafsu makan.
Gejala Yang Dialami
Gejala herpangina biasanya muncul 3 hingga 5 hari setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Jenis dan tingkat keparahan gejala dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis virus yang menyerang. Dalam beberapa kasus, herpangina bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun secara umum,
- Penderita dapat mengalami demam tinggi secara tiba-tiba, sakit tenggorokan, dan munculnya sariawan yang terasa perih di langit-langit mulut, bagian belakang tenggorokan, amandel, lidah, atau uvula.
- Gejala lain yang mungkin menyertai meliputi sulit menelan, banyak mengeluarkan air liur (mengiler), muntah, diare, hilang nafsu makan, dan pada anak-anak, sering kali disertai dengan rewel atau mudah marah.
Mekanisme Penularan Virus Coxsackie
Virus Coxsackie dapat menyebar dengan mudah melalui beberapa cara.
- Penularan paling umum terjadi melalui kontak langsung, seperti saat seseorang menghirup percikan air liur (droplet) dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, atau bersentuhan dengan cairan dari lepuhan di mulut penderita.
- Selain itu, virus juga bisa menular lewat jalur fecal-oral, yaitu ketika tangan atau benda tercemar feses yang mengandung virus lalu masuk ke mulut, terutama jika kebersihan tidak terjaga.
- Permukaan benda seperti mainan, alat makan, atau meja yang terkontaminasi juga bisa menjadi media penyebaran virus.
- Risiko penularan akan semakin tinggi di lingkungan yang padat, seperti sekolah atau tempat penitipan anak,
- Serta pada musim panas saat virus lebih mudah berkembang.
Penyebab Herpangina
Herpangina paling sering disebabkan oleh infeksi Coxsackievirus A, yang termasuk dalam kelompok enterovirus. Namun, virus lain seperti Coxsackievirus B, Echovirus, dan Enterovirus 71 juga bisa menjadi penyebabnya. Virus-virus ini juga termasuk dalam keluarga Picornaviridae, yaitu virus RNA yang cukup kuat. Mereka dapat bertahan di lingkungan dengan berbagai tingkat keasaman (pH) dan suhu tinggi hingga 50°C, sehingga memungkinkan penyebaran melalui benda-benda yang terkontaminasi.
Penyakit ini menular, karena virus dapat hidup di air liur, cairan dari hidung dan tenggorokan, tinja, serta cairan dari luka di mulut. Penularan bisa terjadi dalam beberapa cara, misalnya:
- Melalui kontak langsung dengan penderita, seperti berbagi alat makan dan minum.
- Menghirup percikan air liur dari batuk atau bersin penderita.
- Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah kontak dengan tinja penderita tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
- Menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus, lalu menyentuh wajah tanpa mencuci tangan.
Herpangina dapat menjadi lebih serius jika terjadi pada bayi yang baru lahir, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, atau ibu hamil, karena tubuh mereka lebih rentan terhadap infeksi.
Pengobatan dan Pencegahannya
Upaya pencegahan terbaik untuk herpangina yang paling efektif adalah dengan menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan secara konsisten. Beberapa langkah yang disarankan antara lain:
- Mencuci tangan secara rutin, terutama sebelum dan sesudah makan atau menyiapkan makanan, serta setelah dari toilet.
- Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain guna meminimalkan risiko penularan.
- Penting untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta secara berkala membersihkan permukaan benda yang sering disentuh, seperti mainan anak, gagang pintu, dan pegangan tangga.
- Apabila seseorang mengalami gejala herpangina, disarankan untuk beristirahat di rumah dan tidak melakukan aktivitas di luar guna mencegah penyebaran infeksi ke orang lain
Dampak dan Komplikasi Herpangina
Herpangina biasanya ringan dan bisa sembuh dalam waktu sekitar 1 minggu. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menimbulkan masalah, terutama pada anak-anak. Nyeri di tenggorokan sering membuat anak enggan makan dan minum, sehingga berisiko menyebabkan dehidrasi, komplikasi yang paling sering terjadi.
Demam tinggi yang tiba-tiba juga bisa memicu kejang demam, terutama pada anak balita. Pada kelompok rentan seperti bayi baru lahir, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, herpangina dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Meskipun jarang, komplikasi serius seperti lemah otot, infeksi tambahan, meningitis, peradangan otak (ensefalitis), dan radang otot jantung (miokarditis) juga bisa terjadi. Oleh karena itu, penting untuk segera mengenali gejala, menjaga kecukupan cairan, dan mendapatkan penanganan medis yang tepat guna mencegah komplikasi.
Refrensi: alodokter.com, keslan.kemkes.go.id, ai-care.id, apollohospitals.com