Bagi banyak wanita, menstruasi adalah hal yang normal biasa terjadi setiap bulan. Namun, ada saat-saat ketika siklus menstruasi tidak berjalan dengan lancar, sehingga masalah ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Menstruasi kadang-kadang lebih berat dari biasanya, tidak teratur, atau disertai dengan nyeri yang sangat mengganggu. Meskipun hal ini biasa dianggap normal bagi sebagian orang, namun gangguan menstruasi tersebut dapat menunjukkan kondisi medis yang lebih serius, salah satunya adalah adenomiosis.
Ketika jaringan yang seharusnya berada di lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh ke dalam otot rahim, ini disebut adenomiosis. Meskipun tidak mudah untuk mengidentifikasinya, gejala seperti perdarahan yang berlebihan, nyeri haid yang hebat, atau menstruasi yang sangat tidak teratur dapat menjadi indikasi awal kondisi ini. Adenomiosis dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti gangguan kesuburan dan nyeri kronis, jika tidak ditangani. Dalam artikel ini, kita akan membahas gangguan menstruasi yang harus diperhatikan karena dapat berkembang menjadi adenomiosis. Sangat penting untuk mengidentifikasi gejala sejak dini untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi. Mari simak artikel berikut sampai akhir.

Apa Itu Adenomiosis
Adenomiosis sendiri adalah kondisi kesehatan pada sistem reproduksi wanita di mana jaringan endometrium (lapisan dalam rahim) tumbuh ke dalam dinding otot rahim (miometrium), yang menyebabkan rahim menebal dan membesar, dan dapat menyebabkan berbagai gejala yang mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Adenomiosis dapat menyebabkan berbagai gejala yang mengganggu kualitas hidup, terutama saat menstruasi yang bisa berbahaya.
Penyebab
Penyebab pasti dari adenomiosis hingga saat ini masih belum diketahui, namun kondisi ini sering kali dikaitkan dengan tingginya kadar estrogen dalam tubuh. Biasanya, adenomiosis akan hilang setelah menopause, saat kadar estrogen menurun. Beberapa hal yang bisa menyebabkan adenomiosis antara lain:
- Jaringan berlebih di dinding rahim yang sudah ada sejak lahir dan tumbuh seiring bertambahnya usia.
- Pertumbuhan jaringan abnormal yang disebut adenomyoma, yang berasal dari sel-sel endometrium dan tumbuh ke dalam otot rahim. Ini bisa terjadi akibat luka operasi pada rahim, seperti setelah melahirkan dengan sesar atau pengangkatan fibroid.
- Sel induk di dinding otot rahim yang mungkin berperan dalam perkembangan adenomiosis.
- Peradangan pada rahim setelah melahirkan, yang bisa merusak lapisan pelindung sel di rahim dan memicu adenomiosis.
Meskipun penyebab pastinya belum ditemukan, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang wanita terkena adenomiosis, seperti:
- Wanita yang berusia antara 40 hingga 50 tahun (sebelum menopause).
- Wanita yang pernah melahirkan.
- Wanita yang pernah menjalani operasi pada rahim, seperti operasi caesar atau pengangkatan fibroid.
Gejala yang Biasa Terjadi
Gejala adenomiosis bisa bervariasi, namun ada beberapa yang sering dialami oleh banyak wanita. Salah satunya adalah :
- Perdarahan menstruasi yang sangat berat, di mana menstruasi bisa berlangsung lebih lama dari biasanya, bahkan sampai lebih dari 15 hari. Hal ini sering menyebabkan anemia karena kehilangan darah yang cukup banyak.
- Nyeri menstruasi yang sangat menyakitkan juga merupakan gejala umum. Kram parah atau rasa sakit tajam di area perut bagian bawah sering terjadi saat menstruasi, dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Wanita yang menderita adenomiosis juga sering mengalami nyeri panggul kronis, yang tidak hanya terjadi saat menstruasi, tapi bisa berlangsung sepanjang waktu. Bahkan, ada pula yang merasakan nyeri saat berhubungan seksual, yang disebabkan oleh tekanan pada rahim yang membesar.
Gejala-gejala ini bisa sangat mengganggu dan mempengaruhi kualitas hidup, jadi sangatlah penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami hal-hal tersebut.
Cara Diagnosis & Pengobatan
Untuk mendiagnosis adenomiosis, dokter biasanya akan mulai dengan:
- Pemeriksaan panggul, di mana mereka memeriksa ukuran dan sensitifitas rahim.
- Selain itu, pemeriksaan ultrasonografi (USG) juga digunakan untuk melihat gambaran organ panggul dan mendeteksi penebalan pada dinding rahim.
- Jika perlu, dokter bisa merekomendasikan MRI untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan detail mengenai kondisi rahim.
Terkait pengobatan adenomiosis akan disesuaikan dengan seberapa parah gejalanya dan apakah pasien berencana untuk hamil. Beberapa pilihan pengobatan yang sering digunakan adalah:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi rasa nyeri,
- Serta terapi hormonal seperti pil KB atau alat kontrasepsi hormonal untuk mengatur siklus menstruasi dan meringankan gejalanya.
- Jika gejalanya sangat parah dan tidak membaik dengan pengobatan lain, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur medis, seperti ablasi endometrium atau bahkan histerektomi, tergantung pada kondisi pasien.
Namun, dari penjelasan tadi, apakah anda tahu bahwa adenomiosis juga berhubungan dengan kemandulan yang dapat memengaruhi kesuburan? Adenomiosis menyebabkan kesulitan bagi banyak wanita untuk hamil. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perubahan yang terjadi pada rahim dapat mengganggu proses pembuahan atau penanaman embrio.
Adenomiosis bisa memengaruhi kesuburan wanita dengan beberapa cara. Salah satunya adalah :
- perubahan pada struktur rahim dan peradangan yang terjadi, yang dapat mengganggu proses penempelan embrio ke dinding rahim.
- Selain itu, kontraksi rahim yang tidak normal dapat menghambat perjalanan sperma atau embrio, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan.
- Ketidakseimbangan hormon, seperti rendahnya kadar progesteron juga bisa mengganggu ovulasi dan proses reproduksi.
Wanita dengan adenomiosis juga lebih berisiko mengalami keguguran, karena kondisi rahim yang tidak mendukung untuk menjaga kehamilan.
Refrensi: honestdocs.id, webmd.com, impc.fr, halodoc.com, klikdokter.com,