Malaria, salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia, sangat umum di negara-negara tropis seperti Indonesia. Infeksi parasit plasmodium merupakan yang menyebabkan malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, yang menyebar dari malam hingga pagi hari. Parasit akan tinggal di organ hati, berkembang biak, dan kemudian menyerang sel-sel darah merah. Meskipun dapat menyerang siapa saja, anak-anak, terutama yang tinggal di daerah endemis, lebih rentan terhadap infeksi ini. Malaria pada anak sering kali sulit dikenali pada tahap awal karena gejalanya mirip dengan flu, seperti demam, menggigil, dan kelelahan. Penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda malaria sejak dini agar bisa segera mendapat perawatan medis yang diperlukan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tanda-tanda yang harus diwaspadai, penyebab utama malaria pada anak, serta cara-cara penanganan yang bisa dilakukan. Yuk baca artikel bertikut hingga akhir.

Malaria Pada Anak
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa malaria adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit ini menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Selain gigitan nyamuk, malaria dapat menyebar melalui beberapa kondisi lain, seperti donor organ, transfusi darah, berbagi jarum suntik, dan janin dari ibu yang terinfeksi. Di Indonesia, malaria pada anak adalah masalah kesehatan serius yang dapat mengancam nyawa, terutama bagi anak di bawah lima tahun. Penyakit ini dianggap endemi di beberapa daerah, terutama di Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatra.
Gejala yang Dialami
Meskipun gejala malaria pada anak-anak dapat berbeda-beda, ada beberapa tanda yang penting untuk diketahui sejak awal, diantaranya:
- Demam tinggi, yang bisa muncul secara tiba-tiba atau meningkat secara bertahap dan dapat mencapai suhu 40 derajat celcius atau lebih, adalah salah satu gejala utama.
- Anak-anak juga bisa mengalami menggigil hebat saat demam naik dan berkeringat berlebihan saat suhu tubuh mulai turun.
- Selain itu, anak-anak biasanya rewel, mengantuk, dan tidak nyaman karena demam. Nafsu makan menurun, mual, dan muntah adalah gejala lain yang sering terjadi, yang dapat membuat anak sulit makan dan minum, serta mengakibatkan dehidrasi.
- Anak-anak juga bisa mengalami sakit tubuh dan sakit kepala, yang membuat mereka lemas dan tidak aktif seperti biasanya.
- Nafsu makan menurun, mual, dan muntah adalah gejala lain yang sering terjadi, yang dapat membuat anak sulit makan dan minum, serta mengakibatkan dehidrasi.
- Malaria pada kasus yang lebih parah dapat menyebabkan kejang atau bahkan hilang kesadaran, terutama jika infeksi sudah menyerang otak.
Faktor Risiko
Beberapa faktor dapat meningkatkan kemungkinan anak tertular malaria, diantaranya;
- Terutama di daerah di mana penyakit ini lebih umum, seperti di daerah tropis. Karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna, anak-anak di bawah usia lima tahun paling rentan.
- Lingkungan seseorang (tempat tinggal) juga sangat berpengaruh, terutama di tempat-tempat di mana ada banyak genangan air dan suhunya tinggi, ini adalah lingkungan yang ideal untuk nyamuk Anopheles berkembang biak.
- Faktor lain yang meningkatkan risiko adalah kecenderungan anak untuk bermain di luar rumah pada malam hari dan tidak menggunakan kelambu atau pengusir obat nyamuk.
- Tingkat pendidikan orang tua juga penting, tidak tahu tentang malaria dapat membuat pencegahan tidak efektif.
- Akses terbatas ke fasilitas kesehatan sering kali menyebabkan diagnosis dan pengobatan tertunda, yang memperburuk kondisi anak yang terinfeksi.
- Anak-anak yang kurang gizi juga lebih rentan terhadap malaria karena daya tahan tubuh mereka lemah.
- Selain itu, kandang ternak di dekat rumah juga dapat meningkatkan risiko karena menjadi habitat favorit nyamuk.
Penyebab Malaria Pada Anak
Plasmodium, parasit yang menyebabkan malaria, masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Plasmodium menyerang manusia dalam empat jenis utama.
- Plasmodium, parasit yang menyebabkan malaria, masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Anopheles betina
- Salah satu parasit yang paling berbahaya adalah Plasmodium falciparum, yang jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan komplikasi serius dan kematian.
- Plasmodium ovale tergolong langka, tetapi dapat menyebabkan anemia dan berpotensi kambuh,
- Plasmodium vivax lebih ringan, tetapi bisa berulang. Penularan paling sering terjadi melalui gigitan nyamuk dari orang yang sudah terinfeksi.
- Selain itu, malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik bersama, transplantasi organ, atau bahkan dari ibu ke bayi selama kehamilan.
Pencegahan Malaria Pada Anak
Mencegah malaria, terutama pada anak-anak yang sistem imunnya masih berkembang, jauh lebih mudah dan lebih efektif daripada mengobatinya. Salah satu cara utama untuk melindungi anak dari gigitan nyamuk adalah:
- Menggunakan kelambu saat mereka tidur, mengenakan pakaian panjang pada malam hari, dan menggunakan lotion anti nyamuk pada kulit mereka.
- Sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih, terutama dengan menghilangkan genangan air di sekitar rumah untuk mencegah penyebaran nyamuk.
- Jika memungkinkan orang tua yang ada di daerah berisiko tinggi dapat mempertimbangkan untuk memberikan anak mereka vaksinasi atau pengobatan pencegahan dengan obat sesuai anjuran dokter untuk memberikan perlindungan tambahan.
Penanganan Awal
Untuk menghindari komplikasi serius, penanganan malaria pada anak harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Langkah pertama adalah:
- Membuat diagnosis segera, terutama jika anak sakit, menggigil, atau tampak sangat lelah.
- Untuk memastikan keberadaan parasit Plasmodium, pemeriksaan darah diperlukan. Pengobatan utama yang disarankan jika hasilnya positif adalah Regimen Kombinasi Berbasis Artemisinin (ACT). Regimen seperti artemether-lumefantrine atau artesunate-amodiaquine biasanya diberikan selama tiga hari dan disesuaikan dengan berat badan anak.
- Dalam kasus yang lebih parah, anak-anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi obat artesunate melalui infus atau suntikan sebelum diberikan pengobatan oral. Karena risiko efek samping lebih tinggi, bayi dengan berat badan di bawah 5 kg harus diberikan dosis yang lebih hati-hati dan harus mengikuti petunjuk khusus.
- Dokter juga dapat meresepkan primaquine setelah pengobatan utama untuk anak yang terinfeksi Plasmodium vivax untuk mencegah kekambuhan infeksi. Namun, obat ini tidak boleh diberikan pada bayi di bawah enam bulan.
- Sangat penting bagi orang tua untuk dididik tentang pentingnya mengikuti aturan penggunaan obat dan mengenali tanda bahaya.
- Untuk memastikan bahwa anak benar-benar sembuh dan tidak mengalami komplikasi atau infeksi lagi, pemeriksaan lanjutan juga diperlukan.
Referensi : dinkes.okukab.go.id, ayosehat.kemkes.go.id, alomedika.com, alodokter.com, stikeshamzar.ac.id, ejournal.unsrat.ac.id, halodoc.com, klikdokter.com